KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas
Dasar-dasar Komposisi untuk memenuhi tugas dari pembina pramuka.
Mengingat terbatasnya kemampuan penulis dalam
penyusunan makalah ini, penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Maka penulis mengharapkan pembaca meberi kritik dan saran. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................................II
1.PENDAHULUAN...............................................................................................................III
Latar
Belakang...........................................................................................................III
Rumusan
Masalah......................................................................................................III
Tujuan Penulisan........................................................................................................III
2.PEMBAHASAN...................................................................................................................1
Gerakan
Pramuka di Dunia.......................................................................................1
A.
Sejarah Pramuka di Dunia.......................................................................................1
B.
Biografi Baden Powell............................................................................................5
Gerakan
Pramuka di Indonesia.................................................................................8
A.
Sejarah Pramuka di Indonesia.................................................................................8
B.
Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia................................................................9
C.
Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia....................................................................9
D.
Tujuan Pramuka.......................................................................................................10
E.
Tingkatan Dalam Pramuka......................................................................................10
F.
Sifat Gerakan Pramuka............................................................................................10
G.
Metode Pramuka......................................................................................................11
H.
Kode Kehormatan....................................................................................................11
I.
Tanda kehormatan....................................................................................................13
Lambang Gerakan
Pramuka.......................................................................................14
Motto
Gerakan Pramuka.............................................................................................14
Prinsip
Dasar kepramukaan........................................................................................15
3.PENUTUP...............................................................................................................................17
Saran...............................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang
“Pramuka” merupakan sebutan
bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.Sedangkan yang dimaksud ”Kepramukaan” adalah proses
pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah,
praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan
budi pekerti luhur.Kepramukaan adalah
sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
2.Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat penulis rumuskan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah pramuka di dunia dan di indonesia ?
2. Bagaimana lambang gerakan pramuka ?
3. Apa motto gerakan pramuka ?
4. Apa saja prinsip-prinsip
dasar kepramukaan ?
3.Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.Untuk mengetahui sejarah pramuka.
2.Untuk mengetahui bagaimana lambang
pramuka.
3.Untuk mengetahui Motto gerakan pramuka.
4.Untuk mengetahui prinsip-prinsip
dasar kepramukaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Gerakan pramuka di
dunia
A.Sejarah pramuka di dunia
Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai
pada Tahun 1907 ketika Robert Baden – Powell, seorang Letnan Jendral Angkatan
Bersenjata Britania Raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy’s Brigade,
mengadakan perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brownsea, Inggris. Ide
untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya
berjuang mempertahankan Kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara
Boer.
Ketika itu, pasukannya kalah besar di bandingkan
tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk
menjadi tentara sukarela.
Tugas utama mereka adalah membantu militer
mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting;
misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota
militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik
sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama
beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan,
setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari
lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan Pramuka Internasional.
Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan Kota Mafeking
membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang
berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat
itu.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama
di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat
itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).
Tahun 1924 Jambore
II di
Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di
Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore
IV di Godollo,
Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore
V di
Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore
VI di Moisson,
Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz
Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton
Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di
Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore
X di
Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di
Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di
Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di
Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor,
Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di
Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract
Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili,
Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di
Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus
Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama
W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang
kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama
Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota
dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan
sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro
kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan
Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S.
Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh
R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.
Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan
Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the
Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di
Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun
rencana tentang suatu gerakan pemuda.Pertemuannya dengan Seton tersebut
mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru
yang diberi judul Boy’s Patrols.
Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk
kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia
mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat
selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea,
Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau
patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang
dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa
kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi
ketua kelompok tersebut. Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang
dilakukannya berjalan dengan sukses.
Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan
oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari
pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang
saat ini dikenal sebagai buku panduan Kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi
pertama.
Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat
memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang
terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta
Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong
mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka
dirikan tersebut.Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell
semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya.
Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan
bagi orang dewasa (Adult Leadership Training Center).
Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli
sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids
to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan
disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for Rover Scouts pada tahun
1922.Perkembangan Gerakan Pramuka tak lama setelah buku Scouting For Boys
diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya
sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh
wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan
Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun
1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada
ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk
mendirikan Gerakan Kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika
Selatan.Chile ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya yang membentuk
Gerakan Kepanduan.
Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace,
London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris.
Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam
kegiatan Kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman,
Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan
Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi Kepramukaan.
Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan
program pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan,
anggota bertambah dengan cepat.
Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah.
Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para generasi muda pada saat itu,
Gerakan Pramuka menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan
lingkup keanggotaan Gerakan Pramuka. Keempat program tersebut meliputi :
Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan Kepanduan Putri,
dan pendidikan kepemimpinan bagi Pembina Program untuk golongan siaga, unit
Satuan Karya, dan Penegak/Pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di
beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat
lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan
diadopsi oleh Kwartir Nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan
siaga di Amerika Serikat, dimana program golongan siaga telah dimulai sejak
1911 di tingkat Ranting, namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930 sejak
awal didirikannya Gerakan Kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan
besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut,
Agnes Baden Powel- adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell, pada
tahun 1910 ditunjuk menjadi Presiden Organiasi Kepanduan putri pertama di
dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian
berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur dari kursi
Presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden Powell, Istri dari
Lord Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil Presiden hingga ia
meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu tersebut, kepanduan putri telah
diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan
menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut.
Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia
yang saling bekerjasama antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan
kepanduan.Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun
1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan
pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti
bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal
ini membimbing pembentukan kursus Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan
woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut,
diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan
bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas.
Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina
antara lain
a.
Pendidikan dasar, Pendidikan
spesifik golongan, hingga kursus
b.
Woodbadge
c.
Scoutings Centenary • 5288
Comments/Trackbacks
B. Biografi Baden Powell
|
|
Kehidupan awal Baden-Powell dilahirkan di Paddington,
London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak Profesor Savilian yang
mengajar Geometri di Oxford. Ayahnya, Pendeta Harry Baden-Powell, meninggal
ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace,
seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, “Rahasia keberhasilan saya
adalah ibu saya.”Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells,
Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk Sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka adalah memburu dan memasak hewan – dan
menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan
terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan
menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa
liburan dihabiskan dengan ekspedis
belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.
Karir Ketentaraan Pada tahun 1876, Baden-Powell
bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan
dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th
Dragoon Guards. Baden-Powell berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya
dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana
Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris.
Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-rama, memasukkan
rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah
Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan
ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan
untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia
menulis buku panduan ringkas bertajuk “Aids to Scouting”, ringkasan ceramah
yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih
perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih
mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk
bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang
Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya
pada masa Perang Boer menjadi Kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania,
dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara
biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan
Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun
berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama
217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa
muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan
garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk
menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit
kubu.Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan
membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang
menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam
melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan
kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu
dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai
Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan
Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral
pasukan berkuda pada tahun 1903. pulang ke Inggris setelah kembali,
Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya “Aids to Scouting” telah
menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi
pemuda.Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William
Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting
agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan
di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda,
untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting for Boys” kemudian
diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak remaja membentuk “Scout
Troops” secara spontan dan Gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya
pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka
berkembang seiring dengan Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua Pramuka
diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan
gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun
1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell
memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan
Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahwa ia lebih baik
melayani negaranya dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912
Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang
(Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia.
Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan
pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena
ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu.
Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara
rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu
petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing
dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls
Royce. Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang
Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang.
Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh
Lord Kitchener: “dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi
dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts.”
Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas
rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.Baden-Powell was made a
Baronet in 1922, and was created Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County
of Essex, in 1929, Gilwell Park being the International Scout Leader training
centre. He was appointed to the Order of Merit of the British honours system in
1937, and was also awarded 28 decorations from foreign states.Baden-Powell
dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell,
dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka
Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem
penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari
negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan
bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it
Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha gigihnya pergerakan
Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta Pramuka di
32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak
laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929;
anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:• Peter, kemudian 2nd
Baron Baden-Powell (1913-1962)• Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)• Hon.
Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles
Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan) Tidak
lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan
mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus,
yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan
analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan
Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934
prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang
dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia
meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari
1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord
Baden-Powell dan semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun
1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan
hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II. Pergerakan Pramuka dan
Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama
Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan merayakan jasa Ketua
Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.
Gerakan
Pramuka di Indonesia
A. Sejarah Pramuka di Indonesia
Sebulan
sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan
berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan
Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu
wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera
mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di
Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini
didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji
Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi
kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda.
Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di
halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan
memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang
membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang
diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong
berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu
Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo
berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri
terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini
pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo
menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada
tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu
menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan
kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan
Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan
acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan
ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber
1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di
Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka
PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi
bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun
ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling
Filipina.
B. Lahirnya Gerakan
Pramuka di Indonesia
Gerakan
Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan
kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat
banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan
itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang
menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.
Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan
supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka
(Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord
Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam
itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan
yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk
panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof.
Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi
dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi serta mentri sosial Muljadi Djojo
Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah
Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan
seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961
tentang Gerakan Pramuka.
C. Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia
Dengan
landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Kegiatan menarik bagi anak atau
pemuda
Kegiatan
menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan,
jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat
kita sebut saja kegiatan menarik.
2. Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi
orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan
merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,
dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi
kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan
pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
D.
Tujuan Pramuka
Gerakan
Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan
prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia
dengan tujuan agar;
• Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta
tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
• Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
• Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
• Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga
menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negar.
E. Tingkatan dalam
gerakan pramuka
Tingkatan
dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan
anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU.
Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga
Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega
hanya satu tingkatan.
• Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
• Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang
Terap
• Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu
tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh
umur anggotanya.
Kelompok dibagi menjadi 4 :
• Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
• Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
• Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
• Kelompok umur 21 - 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang
memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan
untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota
Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh
lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
F. Sifat gerakan
Pramuka
Berdasarkan
resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka
kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
• Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di
suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan
dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
• Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di
dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan
antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,
golongan, tingkat, suku dan bangsa.
• Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk
mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya
selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.
G.
Metode Pramuka
Metode
Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
• Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
• Belajar sambil melakukan;
• Sistem berkelompok;
• Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai
dengan
Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
• Kegiatan di alam terbuka;
• Sistem tanda kecakapan;
• Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
• Sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode
Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas
unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang
tercapainya tujuan.
H. Kode Kehormatan
Kode
Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat
pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
1. Satya
Satya adalah :
• Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan
Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
• Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan
janji;
• Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu
Dwisatya dan Trisatya"
2. Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
• menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengikuti tatakrama keluarga.
• setiap hari berbuat kebajikan. ”
3.
Trisatya
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan
Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi
panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau
dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji
yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral
Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak,
Pandega, dan anggota dewasa.
• Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3. menepati Dasadharma.
• Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.
2. Dharma
Dharma adalah :
• Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi
pekerti luhur.
• Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan
menjadi anggota.
• Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong;
• Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral
disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota,
pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu
Dwidharma dan Dasadharma"
DwidharmaØ
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
• Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
• Siaga berani dan tidak putus asa.
DasadharmaØ
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadharma
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
I. Tanda kehormatan
1.
Tanda Jabatan
Menunjukkan
jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan
organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: - Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, - sulung,
pratama, pradana, - pemimpin / wakil krida / saka, - Dewan Kerja, Pembina,
Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan
lain-lain.
2. Tanda Kecakapan
Menunjukkan
kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang
Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: - Tanda kecakapan umum / khusus, - pramuka garuda dan tanda keahlian
lain bagi orang dewasa.
3. Tanda Kehormatan
Menunjukkan
jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya
dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka,
kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: - Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama,
bintang teladan. - Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati,
Tunas Kencana.
Lambang Gerakan Pramuka
Lambang
gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap
anggota Gerakan Pramuka.Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo
Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen
Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun
1972.
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang
gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan
pramuka :
1.
Buah nyiur dalam keadaan
tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk
asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang
tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsaIndonesia.
2.
Buah nyiur dapat bertahan lama
dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan
ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan
dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan
bangsaIndonesia.
3.
Nyiur dapat tumbuh dimana
saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy
dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
4.
Nyiur tumbuh menjulang lurus
ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi diIndonesia. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus,
yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan
oleh sesuatu.
5.
Akar nyiur tumbuh kuat dan
erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap
pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar,
kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat
diri guna mencapai cita-citanya.
6.
Nyiur adalah pohon yang serba
guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya
kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara RepublikIndonesiaserta kepada
umat manusia.
MOTTO GERAKAN PRAMUKA
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk
mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti
kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.
Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU
KUBAKTIKAN “
Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :
- Menanamkam
rasa percaya diri.
- Menambah
semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
- Siap
mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
- Rasa
bangga sebagai Pramuka.
- Memiliki
Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya
Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati
dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya
dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.
Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka
(mis. Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga
diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan masing-masing.
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
(1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya.
c. Peduli terhadap diri pribadi.
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(2) Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai
anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap
peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan
bantuan para Pembina, sehingga pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan
dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat.
(3) Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib
menerima Prisip Dasar Kepramukaan, dalam arti:
a. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya
serta beribadah sesuai tata cara dari agama yang dipeluknya.
b. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
sosial, memperkokoh persatuan, serta menerima kebinekaan dalam Negara Kesatuan
RepublikIndonesia.
c. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat
menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup dan karenanya setiap
anggota Gerakan Pramuka wajib peduli terhadap lingkungan hidup dengan cara
menjaga, memelihara dan menciptakan kondisi yang lebih baik.
d. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup
bersama berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan
makhluk lain ciptaan Tuhan, khususnya dengan sesama manusia.
e. Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas
guna kepentingan masa depan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan
nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan
bangsaIndonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di
Indonesia.
Satuan Karya
Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya
diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pramuka sPandega atau para pemuda usia antara 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap
Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing mengkhususkan pada
subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan KhususKelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh
tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih
dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara
lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
3.1 Saran
Saran
yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1. Selalu
mengamalkan kepramukaan dikeluarga, sekolah, dan masyarakat mengingat
pentingnya Pramuka demi menbangun
karakter bangsa.
2. Seharusnya
untuk Pemerintah lebih memperhatikan lagi dan mensuport adanya pramuka.
3. Pengajar
atau guru harus giat memperluas pengetahuan tentang Pramuka serta meciptakan suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.